Minggu, 31 Maret 2013

Qishash di Indonesia

           Sunguh sangat ironi, negara dengan penduduk Muslim terbanyak Di dunia ini namun tidak memberlakukan Hukum Allah "qishash". Maka dampak kerusakan negara ini sangatlah besar. KKN dihukum ringan, maling sendal diancam 5 tahun penjara, maling-maling kecil dihukum berat, sedangkan maling yang kelas kakap dihukum ringan, bahkan pembunuhan cuma 20 tahun 15 tahun bahkan bebas. Adakah keadilan dinegara ini??? adakah hukum Allah di negara ini?!. Padahah Allah telah berfiman :  "Hai orang-orang yang beriman diwajibkan bagi kamu qishash atas orang-orang yang dibunuh. Orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Barangsiapa mendapat ma'af dari saudaranya, hendaklah yang mema'afkan mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diat) kepada yang memberi ma'af dengan cara yang baik." [Al Baqarah:178].


           Allah menurunkan ayat di atas bukan tanpa alasan. “Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.” (al-Baqarah: 179).
Penjelasan Mufradat Ayat Sebagian ahlul ilmi berpendapat, kata الْقِصَاص berasal dari kata قَصَّ الْأَثَرَ , artinya mengikuti jejak (nya). Jadi, seolah-olah pelaku pembunuhan mengikuti atau menempuh jejak suatu pembunuhan. Hal ini sebagaimana yang tersebut dalam firman Alla ; “Musa berkata, ‘Itulah (tempat) yang kita cari; lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula’.” (al-Kahfi: 64).
 
Sebagian ada yang berpendapat bahwa kata ini berasal dari الْقَصُّ artinya memotong atau memisahkan. Ini seperti yang terdapat pada kalimat قَصَصْتُ مَا بَيْنَهُمْ artinya “Saya meng-qishash sesuatu di antara keduanya,” yakni saya memotong atau memisahkannya. (Lihat Fathul Qadir, 1/227, al-Qurthubi, 2/245)
Al-Alusi t dalam kitab tafsirnya, Ruhul Ma’ani (2/113), mengatakan, “Bentuk kata الْقِصَاص adalah isim ma’rifah yang menggunakan الْ menunjukkan jenis, bermakna tentang hakikat hukum ini yang meliputi hukuman balasan berupa pukulan, pencederaan, pembunuhan dan lainnya.” Maka dari itu, qishash adalah salah satu bentuk pidana (hukuman) yang ditetapkan sebagai bentuk pembalasan yang sepadan terhadap suatu perbuatan berupa pembunuhan atau pencederaan. “(Jaminan kelangsungan) hidup.”

Al-Alusi berkata dalam tafsirnya, Ruhul Ma’ani (2/1130), mengatakan, “Makna qishash sebagai jaminan kelangsungan hidup adalah kelangsungan hidup di dunia dan di akhirat. Jaminan kelangsungan hidup di dunia telah jelas karena dengan disyariatkannya qishash berarti seseorang akan takut melakukan pembunuhan. Dengan demikian, qishash menjadi sebab berlangsungnya hidup jiwa manusia yang sedang berkembang. Adapun kelangsungan hidup di akhirat adalah berdasarkan alasan bahwa orang yang membunuh jiwa dan dia telah diqishash di dunia, kelak di akhirat ia tidak akan dituntut memenuhi hak orang yang dibunuhnya.”

“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah (membunuhnya) melainkan dengan suatu (alasan) yang benar.” (al-Isra: 33)
Adapun di antara hadits yang menunjukkan masalah ini adalah riwayat dari Abdullah bin Mas’ud z, Rasulullah n bersabda:
“Darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi selain Allah dan bersaksi bahwa aku adalah Rasulullah, tidak boleh ditumpahkan melainkan karena tiga hal: jiwa dibalas dengan jiwa, orang yang telah menikah yang melakukan zina, orang yang murtad dari Islam dan meninggalkan persatuan bersama kaum muslimin.” (Muttafaqun ‘alaih)


Ayo guys,,,,,,,,Sapa yang hendak koment?????????????

Jumat, 29 Maret 2013

HIDUP ITU MASALAH


       
MASALAH DALAM HIDUP ITU PERLU

       Karena sebuah hidup itu tidak akan menyenangkan jika hanya kebahagiaan yang ditemukan didalamnya, hidup juga perlu akan adanya masalah, agar hidup bisa lebih berfariasi dan berwarna.
       
        Namun, sangat perlu untuk kita ketahui 6 Masalah hidup Menurut Al-Ghazali. Dengan mengetahui 6 masalah hidup, kita akan tahu kenpa bisa terjadi suatu masalah dalam hidup kita ini. Selamat menyimak.     

Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu ia bertanya kepada mereka, "Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman, dan kerabatnya. Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi menurut Imam Ghozali yang paling dekat dengan manusia adalah "mati". Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. (Lihat QS. Ali Imran ayat 185)

Lalu Imam Ghozali meneruskan pertanyaan yang kedua. "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?". Murid -muridnya ada yang menjawab negara Cina, bulan, matahari, dan bintang-bintang. Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan adalah benar. Tapi yang paling benar adalah "masa lalu". Bagaimanapun kita, apapun kenderaan kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Lalu Imam Ghozali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga. "Apa yang paling besar di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab gunung, bumi, dan matahari. Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "nafsu" (Al A'Raf 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.

Pertanyaan keempat adalah, "Apa yang paling berat di dunia ini?". Ada yang menjawab dengan jawaban, baja, besi, dan gajah. "Semua jawaban hampir benar," kata Imam Ghozali, "tapi yang paling berat adalah "memegang AMANAH" sebagaimana firman Allah dalam surat Al Ahzab ayat 72.

Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak bisa memegang amanahnya.

Pertanyaan yang kelima adalah, "Apa yang paling ringan di dunia ini?". Ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Semua itu benar kata Imam Ghozali,
tapi yang paling ringan di dunia ini adalah meninggalkan sholat. Gara-gara pekerjaan kita tinggalkan solat, gara-gara meeting kita tinggalkan sholat.


Lantas pertanyaan ke enam adalah, "Apakah yang paling tajam di dunia ini?". Murid-muridnya menjawab dengan serentak, pedang... Benar kata Imam Ghozali, tapi yang
paling tajam adalah "lidah manusia". Karena melalui lidah, manusia dengan gampangnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.

Dari percakapan Al-Ghazali dapat di peroleh kesimpulan bahwa 6 Masalah Hidup Menurut Al-Ghazali adalh sebagai berikut :
     1.      Kematian
Karena kematian inilah seseorang menjadi takut untuk tak hidup esoknya sehingga melakukana apa pun untuk tetap hidup. Seperti ada orang yang mencuri di sebabkan kelaparan agar bisa bertahan hidup
      2.      Masa Lalu
Masa lalu dan latar belakang seseorang kadang mempengaruhi masa depan seseorang. Masa lalu inilah yang harus di lindungi agar kehidupan kita itu damai dan tidak terlalu ada masalah yang dapat. Misalkan saja, saat kita melamar pekerjaan harus memiliki ijasah SMA. Iya kalo kita lulus SMA, kalo tidak? Itulah sebabnya bahwa waktu,masa lalu dan masa depan itu penting.
      3.      Nafsu
Nafsu, adalah teman syetan. Terutama nafsu birahi. Nafsu inilah sebagai pendorong seseorang membuat masalah. Perang yang akan selalu kita lakukan adalah perang melawan hawa Nafsu. Sesungguhnya orang yang hebat adalah orang yang bisa mengendalikan nafsunya agar selamat dunia dan akhirat
      4.      Memegang Amanah
Memegang amanh itu sangatlah sulit. Memegang amanah itu ibarat memegang sebuah harimau. Kalo kita lepaskan akan mengamuk tapi kalo kita bisa menjaganya maka kita akan di segani banyak orang. Amanah itu ibarat kepercayaan orang lain kepada kita. Kita teledor, kita salah. Kita bisa menjaganya, maka banyak orang yg akan percaya kepada kita.
      5.      Meninggalkan Sholat
Bukankah kita sering meninggalkan sholat? Sudah menjadi kebiasaan kita bukan untuk meninggalkan sholat jika ada urusan mendadak? Sekarang anda sudah sholat belum? Sangat mudah bagi kita manusia untuk meninggalkan sholat, tapi sulit untuk menegakkan sholat. Karena sesungguhnya Sholat adalah tiang Agama
      6.      Lidah Manusia
Lidah lebih tajam dari pedang. Kok bisa seperti itu? Karena dengan mudah kita bisa mengeluarkan kata-kata yang menyakiti seseorang. Walaupun mungkin orang itu memaafkan kita, tapi selalu aja ada bekas yang sangat sulit di hapus. Tapi jika pedang, sekali tebas bisa mati atau luka. Dengan lidah manusia kita bisa mengendalikan orang lain dengan mempengaruhinya lalu mengadu domba orang tersebut dengan orang lain. Bukankah itu sangat mudah kita lalukan?

Semoga Tulisan ini bermanfaat bagi kita agar lebih waspada terhadap 6 Masalah Hidup Menurut Al-Ghazali. Walau hidup harus ada masalah, tapi janganlah mencari api yang besar. Cukup mencari api yang bermanfaat.


Kamis, 28 Maret 2013

RIBA MENURUT PANDANGAN ISLAM
Riba berasal dari bahasa Arab yang artinya lebih atau tambahan, sedangkan riba menurut istilah adalah sebagai berikut
Artinya;
Riba menurut hukum syarak adalah kelebihan atau tambahan pembayaran tanpa ada ganti atau imbalan yang
disyaratkan bagi salah seorang yang melakukan akad atau transaksi.
Hukum riba adalah haram, sebagaimanan firman Allah swt. Berikut.
Artinya:
… Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…
(Q.S. Al-Baqarah: 275)
Berikut ini adalah beberapa ayat dan hadis yang membahas tentang riba. 
 
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang beriman.(Q.S. Al-Baqarah:278) 
Artinya :
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, Maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya) .(Q.S. Ar-Rum:39) 
Rosulullah saw. Bersabda sebagai berikut 
Artinya:
Rosulullah saw. Melaknat, orang yang memakan riba, yang mewakilinya, penulisnya, kedua saksinya mereka semua berdosa. (H.R. Muslim) 
Menurut para ulama fikih, riba ada empat macam, yaitu riba fuduli, riba qardi, riba nasiah, dan riba yad. 
a. Riba fuduli (lebih) adalah riba yang disebabkan penukaran barang sejenis yang tidak sama ukuran atau jumlahnya. Misalnya, satu ekor sapi ditukar satu ekor sapi yang besarnya tidak sama.
b. Riba qardi (hutang) adalah riba dengan sebab hutang dengan syarat menarik keuntungan (bunga) dari orang yang berhutang. Misalnya, Si A pinjam uang kepada si B sebesar Rp. 1.000.000,00 Si B mengharuskan kepada si A agar ketika mengembalikan hutangnya diberi tambahan sebesar Rp 100.000,00 sehingga menjadi Rp 1.100.000,00
c. Riba nasiah adalah tambahan yang disyaratkan sebagai kompensasi atas penundaan atau penangguhan hutang. Misalnya, pada contoh point b tadi, si A tidak bisa mengembalikan utangnya setelah jatuh tempo, lalu ia menyanggupi akan memberi tambahan pembayaran imbalan penundaan pelunasan hutangnya kepada si B.
d. Riba yad (tangan) adalah riba dengan sebab berpisah dari tempat akad atau transaksi jual beli sebelum timbang terima antara penjual dengan pembeli. Misalnya, seorang membeli satu kuintal gula. Setelah dibayar, si penjual langsung pergi, sedangkan gula itu masih dalam karung dan belum ditimbang apakah cukup atau tidak.
Selain itu, riba dapat menyebabkan bahaya, antara lain sebagai berikut.
a. Riba dapat menghalangi manusia dari kesibukan bekerja sebab si pelaku yakin dengan riba ia akan menjadi kaya raya dan setiap hari akan menghitung-hitung bunga.
b. Riba dapat menimbulkan kerawanan sosial karena kesenjangan yang melebar antara yang kaya (pemberi riba) dan yang miskin (pemakan riba)
c. Riba dapat menyebabkan terputusnya sikap yang baik antar sesama manusia dalam bidang pinjam meminjam
d. Riba dapat menyebabkan permusuhan antar pribadi.
Definisi Zakat.
 
       Kata zakat merupakan bentuk mashdar yang berasal dari kata zaka-yazku-zakaan, yang berarti tumbuh, subur, suci, baik, dan keberkahan. Dalam al-Qur’an kata zakat dan derivasinya disebut 32 kali dengan makna kesucian dan kesolehan, sedekah, dan ukuran dari harta tertentu untuk diberikan kepada orang-orang tertentu dengan beberapa syarat. Zakat adalah ibadah wajib bagi seorang muslim yang telah memiliki syarat tertentu, berupa milik penuh, harta berkembang/prodektif, cukup senisab, bebas dari hutang, sudah sampai setahun (haul), melebihi dari kebutuhan primer (al-hajah al-ashliyah). Dalam pengertian lain, zakat juga berarti: tumbuh; berkembang; kesuburan atau bertambah. (HR. At-Tirmidzi) atau dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan (QS. At-Taubah:10)

        Secara istilah zakat adalah sejumlah harta tertentu yang harus di berikan kepada kelompok tertentu dengan berbagai syarat. Menurut hukum Islam (istilah syara’), zakat adalah nama bagi suatu pengambilan tertentu dari harta yang tertentu, menurut sifat-sifat tertentu dan untuk di berikan kepada golongan tertentu. Selain itu ada istilah sedekah dan infak, sebagian ulama fiqh, mengatakan bahwa sedekah wajib dinamakan zakat, sedangkan sedekah sunnah dinamakan infaq. Sebagian yang lain mengatakan infaq wajib dinamakan zakat, sedangkan infaq sunnah dinamakan sedekah. Penyebutan zakat dan infaq dalam al-Qur’an dan al-Sunnah, karena harta itu tumbuh berkembang. Dalam ajaran islam, harta yang dizakati itu akan tumbuh dan berkembang, bertambah karena suci dan berkah yang dapat membawa kebaikan bagi hidup.

        Mannan mendefinisikan zakat sebagai upaya untuk menyucikan yang menumpuk. Zakat juga memiliki arti lain, yaitu al-barakat (keberkahan), al-namaa (pertumbuhan dan perkembangan), at-thaharatu (kesucian) dan al-shalahu (keberesan).Sedangkan Syekh Muhammad Syarbini al-Khatib dalam kitabnya “al-Iqna fi Halli Alfazi Abi Syuja’i, mendefinisikan zakat sebagai berikut :

Artinya : “Sebutan (nama) bagi sejumlah harta tertentu yang wajib di keluarkan oleh seorang muslim yang berhak menerimanya (mustahik dengan persyaratan tertentu)”

B. Dasar Hukum Zakat.

1.      Al-Qur’an.

Zakat dalam al-Qur’an disebut sebanyak 82 kali. Ini menunjukan hukum dasar zakat yang sangat kuat, antara lain:
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَءَاتُوا الزَّكَاةَ وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللهِ إِنَّ اللهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ {البقرة : 110}

Artinya : “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Baqarah:110)

فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَءَاتَوُا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَنُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ    {التوبة : 11}

Artinya : “Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.”(QS. at-Taubah:11)

إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللهِ وَاِبْنِ السَّبِيلِ فَرِيضَةً مِنَ اللهِ وَاللهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ{التوبة : 60}

Artinya : “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”( QS. at-Taubah:60)

2.      Al-Sunnah :


وقال ابن عباس حدثني أبو سفيان في حديث هرقل فقال يأمرنا – يعني النبي صلى الله عليه و سلم – بالصلاة والصدق والعفاف

Dari ibn Abbas r.a ia berkata : aku di beri tahu oleh Abu Sofyan ra, lalu ia menyebutkan hadits Nabi saw, ia mengatakan : “Nabi saw memerintahkan kita agar mendirikan shalat, menunaikan zakat, silaturrahmi (menghubungi keluarga) san ifat (yakni menahan diri dari perbuatan buruk).”

عن أبي أيوب رضى الله عنه  : أن رجلا قال للنبي صلى الله عليه و سلم أخبرني بعمل يدخلني الجنة . قال ماله ماله . وقال النبي صلى الله عليه و سلم{ أرب ماله تعبد الله ولا تشرك به شيئا وتقيم الصلاة وتؤتي الزكاة وتصل الرحم
}
Dari abu Ayyub ra. Bahwasannya seseorang berkata kepada Nabi saw: beritakanlah kepadaku amal yang dapat memasukan saya ke syurga. Ia berkata : “Apakah itu, apakah itu?”Nabi saw bersabda: “apakah keperluannya?kamu menyembah Allah swt, tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun, kamu mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, dan menyambung keluarga silaturrahmi.”
Dari uraian nash di atas dapat dipahami mengenai kewajiban mengeluarkan zakat. Pemahaman ini bedasarkan pada kejelasan sighat berupa redaksi dalam bentuk fi’il amar yang berarti kewajiban/perintah dan dilalah berupa petunjuk dalil yang bersifat qathi’i.
Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syari’at islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi sayarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah (seperti shalat, haji dan puasa) yang telah di atur secara rinci dan paten berdasarkan al-Qur’an dan as-Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia.

3.      Al-Qanun (Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah).

Di Indonesia, zakat telah masuk dalam kebijakan negara dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 tetang Pengelolaan Zakat, Keputusan Menteri Agama (KMA) No. 581 Tahun 1999 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 dan Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat dan Urusan Haji Nomor D/tahun 2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.

C. Perkembangan Pemikiran Tentang Zakat Fitrah.

1.      Sejarah Zakat Fitrah.
Zakat fitrah ditetapkan pada tahun ke- 2 Hijrah (tahun 623 M), sebelum syara’ mengadakan aturan-aturan yang jelas terhadap zakat mal. Dalam hal ini, Nabi Muhammad saw mengumumkan dihadapan para sahabat, tentang beberapa kewajiban yang harus dipenuhi oleh orang Islam. Di antara butiran sabda beliau adalah : “wajib mengeluarkan zakat al-nafs” atau zakat fitrah.
Pengemuman ini dikeluarkan dua hari sebelum hari raya ‘idul fithri, yang pada tahun itu, juga baru dimulai pengeluaran zakat fitrah tersebut. Pada waktu itu Nabi Muhammad saw membagi zakat hanya kepada fakir dan miskin baik sebelum turunnya firman Allah swt QS. At-Taubah ayat 60, bahkan sesudah itupun, Nabi sangat mementingkan bahwa zakat fitrah ni hanya kepada fakir dan miskin saja. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw :

Diceritakan kepada kami oleh Siyar bin ‘Abd al-Rahman al-Shadafy dari ‘Ikrimah dari ibnu ‘Abbas ra., berkata : telah diwajibkan oleh Rasulullah saw., zakat fitrah sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dan sebagai pemberian makan kepada orang yang miskin. Barangsiapa yang menunaikannya sebelum shalat ‘ied maka zakatnya diterima, dan bagi siapa yang menunaikannya sesudah shalat ‘ied maka zakat itu berniai shadaqah secara umum.“(HR. al-Hakim)
2.      Pendapat Imam abu Hanifah.

Pendistribusian zakat fitrah sama dengan pendistribusian harta zakat secara umum, sebagaimana yang tertera di dalam ayat (sesungguhnya zakat itu untuk orang-orang fakir) dan seterusnya.
3.      Pendapat Imam Malik.

Disyaratkan untuk mendistribusikan zakat kepada satu golongan yang tertera pada ayat tersebut yakni golongan fakir atau miskin yang merdeka, muslim, dan bukan dari bani Hasyim. Maka jika terdapat seorang dari golongan ibnu sabil namun tidak fakir atau miskin maka ia tidak boleh mendapatkannya.

4.      Pendapat Imam asy-Syafi’i.
Dalam hal ini, Imam asy-Syafi’i berpendapat bahwa zakat hanya diberikan kepada golongan fakir atau miskin saja, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw :

Pendistribusiannya (zakat fitrah) seperti pendistribusian zakat yang telah ditentukan (yakni ashnaf delapan, sebagaimana yang telah ditentukan oleh Allah di dalam al-Qur’an.)


Sahabuddin…[et al.]., Ensiklopedia al-Qur’an; Kajian Kosakata, (Jakarta: Lentera Hati, 2007),     h. 1124-1125
THAHARAH

Thaharah menurut bahasa adalah suci dan bersih dari kotoran. Adapun thaharah menurut istilah para ulama ahli hukum Islam (fuqaha) adalah menghilangkan hadats dan najis atau sesuatu yang senada dengan makna dan gambaran pengertian keduanya. Yang dimaksud dengan ungkapan “yang senada dengan makna dan gambaran pengertian keduanya” , yaitu seperti: tayamum, mandi besar yang disunnahkan, cucian yang kedua, bekumur dan sejenisnya.

Menghilangkan hadats dan najis itu adalah dengan air mutlak, yakni dengan air yang belum mendapatkan imbuhan unsur lain sehingga namanya juga masih tetap sebagai air murni. Air mutlak ini adalah air laut, air yang turun dari langit, dan air yang keluar dari bumi. Air laut dikategorikan sebagai air mutlak adalah berdasarkan sabda Rasulullah saw. :

(1) “Laut itu airnya suci”
Sedang air yang turun dari langit seperti air hujan dan salju (es) adalah berdasarkan firman Allah SWT:
(2)Dan Allah menurunkan kepada kalian hujan dari langit untuk mensucikankalian dengannya” (QS. Al Anfal,8: 11).

Adapun air yang keluar dari perut bumi, yakni mata air dan air sumur adalah berdasarkan sebuah riwayat yang mengemukakan :

(3)“Sesungguhnya Nabi saw. pernah berwudlu dengan air dari sumur Bi/udha’ah”

Yang dikategorikan selain air mutlak, yaitu benda-benda cair seperti : cuka, air bungan, minuman keras, dan sari buah-buahan atau tumbuhan. Kesemua itu tidak boleh dipergunakan, baik untuk menghilangkan hadats maupun untuk menghilangkan najis.

Firman Allah SWT:
(4)”…kemudian kalian tidak mendapatkan air, maka bertayamumlah kalian” (QS. An
Nisa,4: 43).

Dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang yang tidak mendapatkan air agar bertayamum. Dan Dia memberikan petunjuk bahwa wudlu tidak dibenarkan selain dengan air. Hal ini dengan alasan, karena sesungguhnya menghilangkan najis berarti mengembalikan keadaan agar menjadi suci (bersih) kembali dan suci itu sendiri hanya bisa terjadi dengan air. Allah SWT berfirman:


“Dan Allah menurunkan kepada kalian hujan dari langit untuk mensucikan kalian
dengannya”(QS. Al Anfal, 8 : 11 ) .

1. Benda Suci Bercampur dengan Air

Bilamana suatu benda suci bercampur dengan air namun karena kadarnya hanya sedikit sehingga air itupun tidak berubah karenanya, maka bersuci dengan air tersebut diperbolehkan. Sebab pada dasarnya air ini masih tetap utuh sebagai air mutlak. Jika air tersebut tidak berubah karenanya dengan alasan , sebaba air itu tidak berubah, baik rasa, warna, maupun baunya—seperti air bunga jatuh ke dalamnya—maka hendaknya diperhatikan: Andai air bunga itu kadarnya banya sehingga mendominasi air mutlak, maka bersuci dengannya tidak diperbolehkan, dan seandainya tidak mendominasi, maka bersuci dengannya diperbolehkan. Bilamana suatu benda suci bercampur dengan air dan karenanya salah satu sifat air tersebut berubah, yakni rasa, atau warna, atau baunya, hendaklah diperhatikan: Sekiranya air itu tidak mungkin teratasi untuk tidak terkena benda suci tersebut seperti ditumbuhi oleh lumut (rumput air) dan sejenisnya, yang memang benda itu hidup dan tumbuh di air, maka air tersebut boleh dipergunakan untuk bersuci. Kasus seperti ini dimaafkan sebab hal tersebut tak mungkin diatasi. Sedang jika air ini memungkinkan terpelihara dari benda suci maka perhatikanlah : Seandainya merupakan suatu benda yang tidak menghilangkan nama air seperti tanah dan obat, maka air itu diperbolehkan untuk bersuci karena benda tersebut tidak menghilangkan status air sebagai air mutlak. Sedang bila benda itu selain daripadanya, seperti minyak za’faran, buah kurma, tepung, dan sebagainya – merupakan benda yang dapat dihindarkan agar tidak jatuh ke dalam air – maka berwudlu dengan air ini tidak dibenarkannya, sebab dengan masuknya benda seperti itu dapat menghilangkan status air sebagai air mutlak.

2. Najis yang Mengotori Air :

Apabila benda najis jatuh ke dalam air lalu rasa, warna atau bau air itu berubah, maka air tersebut menjadi najis, baik air ini banyak maupun sedikit, baik air itu mengalir maupun menggenang. Para ulama telah sepakat bahwa jika rasa, atau warna atau bau air berubah oleh karena ada benda najis yang jatuh ke dalamnya, maka air ini menjadi najis. Sedang bila ketiga sifat air itu tidak berubah maka hendaklah diperhatikan : Andai ternyata air itu kurang dari dua kulah maka iar tersebut menjadi najis. Akan tetapi andai terbukti air ini sebanyak dua kulah atau lebih maka air tersebut tetap bersih ( suci ).

Sabda Rasulullah saw :

“Bilamana terbukti air mencapai dua kulah, maka air tersebut tidak membawa najis”.

Air dua kulah ukurannya sebanyak dua tempayan air, sama dengan dua belas jirgen air. Inipun dengan catatan, bila ternyata air tersebut tidak tampak terlhat oleh mata telanjang, seperti najis yang melekat pada serangga yang hinggap pada najis, lalu serangga itu jatuh ke air. Dengan demikian, maka air itu tidak menjadi najis karenanya sebab hal ini dimaafkan. Kasus ini sama halnya seperti baju yang terkena najis yang tidak tampak, maka najis inipun dimaafkan.


3. Air Musta’mal

Air musta’mal (air bekas pakai) terbagi dua, yakni air musta’mal untuk menghilangkan hadts dan air musta’mal untuk menghilangkan najis. Air musta’mal untuk menghilangkan hadats –seperti wudlu atau mandi besar— tetap suci, tidak menjadi najis, sebagaimana diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah:

“Bahwasanya Rasulullah saw. datang menjenguk aku ketika aku sakit. Kemudian beliau
wudlu dan menuangkan air bekas wudlanya kepadaku”.

Maka berdasarkan hadits ini, air musta’mal tetap suci, namun demikian tidak mensucikan. sehingga tidak boleh dipergunakan untuk menghilangkan hadats. Dalam sebuah riwayat dari Abu Hurairah, sesungguhnya Nabi saw. bersabda:

“ Sungguh, hendaknya salah seorang di antara kalian tidak sampai mandi (bersuci) dalam air menggenang sedang ia junub. Kemudian mereka (para sahabat) bertanya: Wahai Abu Hurairah, bagaimana beliau saw berbuat? Dia menjawab: Beliau mengaisnya”.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dikemukakan :

“Sesungguhnya Nabi saw. menyapu kepalanya dengan air bukan air sisa mencuci kedua tangannya”.

Selanjutnya At-Tirmidzi meriwayatkan:

“Sesungguhnya Nabi saw. mengambil air baru untuk menyapu kepalanya”.

Begitu pula At-Tarmidzi dan Ath-Thabrani mengemukakan hadits yang
diriwayatkan dari Bin Jariah dengan ungkapan: “Ambillah untuk (menyapu) kepala, air baru”.

Larangan Rasulullah saw. bersuci dalam air menggenang adalah merupakan dalil, sesungguhnya air musta’mal telah keluar dari statusnya sebagai sarana untuk bersuci, sebab larangan di sini semata-mata mandi, begitu juga hukum wudlu sama dengan hukum mandi. Kemudian daripada itu, sesungguhnya perintah beliau agar mengambil air baru untuk menyapu kepala merupakan dalil bahwa air pertama adalah air musta’mal yang tidak lag bisa dipergunakan untuk bersuci. Namun ini semua dengan catatan, bila ternyata kadar air tersebut kurang dari dua kulah. Sedangkan ketika kadar air tersebut mencapai dua kulah atau lebih, maka hilanglah statusnya sebagai air musta’mal karena kadar air yang mencapai dua kulah atau lebih tidak tercemar , sehingga untuk tidak dikategorikan musta’mal bagi air tersebut lebih utama. Tentang air musta’mal yang telah dipergunakan untuk menghilangkan najis, maka hendaknya diperhatikan: Bila air itu terpisah dari dari tempatnya dan berubah, maka air ini menjadi najis. Sedangkan bilamana air terpisah dari tempatnya dan tidak berubah. Maka hendaknya diperhatikan: Jika air tersebut terpisah dari tempatnya najis, najis pulalah air itu dan jika air tersebut terpisah namun tempatnya suci, maka air ini tetap suci.

4. Sisa Makanan dan Minuman Binatang

Sisa makanan dan minuman binatang adalah suci. Ketetapan ini bersifat umum pada semua binatang, baik sisa makanan dan minuman kucing maupun binatang yang lain. Semua binatang: kuda, keledai, binatang buas, tikus, ular, dan seluruh binatang yang memakan dagingnya atau tidak, sisa makanannya dan minumannya adalah suci. Begitu pula peluh dan air liurnya dengan tidak makruh. Dalam hadits yang diriwayatkan dari Jabir dikemukankan:

“Sesungguhnya Nabi saw. pernah ditanya: Apakah kami boleh wudlu dengan air sisa
keledai? Beliau menjawab: Ya, begitu juga dengan (air) sisa binatang buas”.

Namun dikecualikan dari semua bintang tersebut, anjing dan babi, bahwa keduanya najis.
Sabda Rasulullah saw. :

“Bilamana anjing menjilat perkakas salah seorang di antara kalian, maka cucilah perkakas itu tujuh laki”.

Dalam sebuah riwayat dikemukakan pula:

“Maka tumpahkanlah, kemudian cucilah tujuh kali”.

Perintah agar ditumpahkan dan dicuci adalah sebagai dalil, bahwa anjing
adalah binatang najis.

Pada dasarnya air itu adalah suci dan begitu juga sisa makanan dan minuman binatang. Dengan demikian, tidak bisa diterima bahwa suatu air dinyatakan najis karena oleh seseorang dianggap najis. Akan tetapi tidak boleh tidak yang bersangkutan harus benar-benar terlebih dahulu mengetahui; najis apa yang telah jatuh ke dalam air tersebut? Bilamana dinyatakan, bahea air ini terkena najis maka berita itu jangan begitu saja diterima, sehingga tamapak jelas; najis apakah yang telah jatuh ke dalamnya. Langkah ini harus ditempuh, karena bisa jadi orang yang memberitakan air itu najis disebabkan ia melihat binatang buas menjilatnya. Barulah berita diterima, jika tampak jelas bahwa benda najis benar-benar yakin terhadap kesucian suatu air atau meragukannya, maka ia diperbolehkan wudlu dengannya karena pada dasarnya air itu dianggap suci. Bilamana ia benar-benar yakin tentang najisnya air itu atau meragukan kesuciannya, maka dia tidak diperbolehkan wudlu dengannya karena pada dasarnya air itu dianggap najis. Kemudian jika aia tidak yakin atas ketidaksucian dan ketidaknajisan suatu air, maka berwudlulah dengannya karena pada dasarnya air itu dianggap suci.

5. Bersuci

Suci terdiri dari dua macam: suci dari hadats dan suci dari najis. Bersuci untuk menghilangkan najis tidak menghendaki niat. Sedangkan bersuci untuk menghilangkan hadats, seperti wudlu, mandi besar, dan tayammum harus menyertakan niat, yakni tidak sah tanpa niat.
Sabda Rasulullah saw.:

“Sesungguhnya amalan-amalan itu dengan niat. Dan sesungguhnya bagi setiap orang
tergantung niatnya”.

yang dimaksud amalan-amalan di sini adalah segala bentuk ibadah dan bukan muamalah, sebab muamalah merupakan aktifitas yang berupa percakapan bukan perbuatan. Sementara bersuci untuk menghilangkan hadats menghendaki aktifitas yang berupa tindakan fisik, sehingga tidak akan sah tanpa menyertakan niat. Maka dengan demikian, niat bersuci

untuk menghilangkan hadats hukumnya wajib sama halnya dengan niat untuk mendirikan shalat. Kepada yang bersangkutan haruslah menyertakan niat di dalam hatinya, karena niat merupakan tujuan. Ungkapan niat ini hendaknya ditentukan untuk menghilangkan hadats ayau untuk bersuci fari hadats. Kepadanya diperbolehkan menyatakan niat tersebut dengan salah satunya, sebab dengan itu berarti ia telah niat untuk yang dimaksud, yakni menghilangkan hadats. Akan tetapi yang lebih afdhal, hendaklah ia menyatakan niat sejak mula pertama mengambil air wudlu sampai berakhir sehingga selama berwudlu ia menyertakan niat. Sedangkan fardhunya adalah ketika mula pertama mencuci muka, dengan alasan sebab muka adalah sebagai anggota wudlu yang pertama dari seluruh rangkaian fardhu wudlu. Maka dengan demikian, niat nersuci untuk menghilangkan hadats hukumnya wajib, sama hanlnya dengan niat untuk mendirikan shalat. Kepada yang bersangkutan haruslah menyertakan niat dalam hatinya, karena niat merupakan tujuan. Ungkapan niat ini hendaknya ditentukan untuk menghilangkan hadats atau bersuci dari hadats. Kepadanya diperbolehkan menyatakan niat tersebut dengan salah satunya, sebab dengan itu berarti ia telah niat untuk yang dimaksud, yakni menghilangkan hadats. Akan tetapi yang lebih afdhal, hendaklah ia menyatakan niat sejak mula pertama mengambil air wudlu sampai berakhir sehingga selama berwudlu ia menyertakan niat. Sedangkan fardhunya adalah ketika mula pertama mencuci muka, dengan alasan sebab muka adalah sebagai anggota wudlu yang pertama dari seluruh rangkaian fardhu wudlu.

Selasa, 19 Maret 2013

belajar buat skripsi


BAB 1PENDAHULUAN A.    Latar Belakang Masalah
Setiap orang tua mensekolahkan anaknya menginginkan anaknya berprestasi yang baik. Namun  untuk mencapai hal itu bukanlah suatu hal yang mudah. Karena keberhasilan belajar sangat di pengaruhi oleh banyak faktor antara lain :Faktor internal, ialah factor yang timbul dari dalam diri anak itu sendiri , seperti kesehatan, mental, tingkat kecerdasan, minat dan sebagainya. Faktor eksternal ialah, factor yang dating dari luar diri anak itu sendiri, seperti motivasi, kebersihan rumah, udara, lingkungan, keluarga, masyarakat, teman, guru, media, sarana, dan prasarana belajar.Disamping itu, belajar juga di mainkan peran penting dalam keberhasilan proseskegiatan pembelajaran. Dalam perspektif islam, belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang yang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan drajat kehidupan mereka. Seperti halnya yang di jabarkan dalam Al Qur’an Surah Al Mujadalah Ayat 11  Artinya: “niscaya allah akan meningkatkan orang-orang yang beriman di antaranya orang-orang yang berilmu pengetahuan beberpa drajat”Pendidikan bagi umat manusia di muka bumi ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan mustahil suatu kelompok manusia akan berkembang, bahagia dan sejahtera menurut konsep dan pandangan hidup islam.Sudah di sadari baik oleh guru, siswa, maupun orang tua bahwa dalam belajar di sekolah, intelegensi (kemampuan intelektual) memerankan peranan yang penting, khususnya berpengaruh kuat terhadap tinggi rendahnya pengaruh belajar siswa. Ini bermakna semakin tinggi kemampuan intelgensi seorang siswa, maka semakin besar peluangnya untuk berprestasi. Sebaliknya makin rendah kemapuan intelegensi seorang siswa, maka akan semakin sempit dan kecil peluang nya untuk dapat meraih prestasi. Meskipun perenan intelegensi sangat besar pengaruhnya dalam meraih prestasi dan cita-cita, namun yang perlu di ingat bahwa factor-faktor lain di antara factor-faktor tersebut adalah “Minat”.Dalam hal ini minat merupakan landasan penting bagi seseorang untuk melakukan kegiatan dengan baik. Sebagai suatu aspek kejiwaan minat bukan sja dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang, tapi uga dapat mendorong orang untuk tetap melakukan dan memperoleh sesuatu. Hal itu sejalan dengan yang di katakana oleh S. Harunasution bahwa: “pelajaran akan berjalan lancer apabila ada minat. Anak-anak malas, tidak belajar, gagal karena tidak ada minat”[1]Dalam kegiatan belajar, minat mempunyai peranan yang sangat penting.bila seseorang siswa tidak mempunyai minat dan perhatian yang besar terhadap objek yang di pelajari maka sulit untuk di harapkan siswa tersebut akan tekun dan memperoleh hasil yang baik dari belajarnya. Sebaliknya, apabila siswa tersebut belajar dengan minat dan perhatian besar terhadap objek yang di pelajarinya, maka hasil yang di peroleh akan menjadi lebih baik. Seperti yang di ungkapkan oleh Usman Efendi dan S Praja bahwa “belajar dengan minat akan lebih dari pada belajar tanpa minat”.[2]Dari keterangan di atas, dapat di jelaskan bahwa siswa yang memiliki minat dalam belajar akan terdapat perbedaan. Perbedaan tersebut tampak jelas dengan ketekunan yang terus menerus. Siswa yang memiliki minat maka ia akan terus tekun ketika belajar sedangkan siswa yang tidak memiliki minat walaupun ia mau untuk belajar  akan tetapi  ia tidak terus untuk tekun dalam belajar.Begitu pula dalam proses belajar mengajar dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Tinggi rendahnya minat belajar siswa dalam mata pelajarai Pendidikan Agama Islam tentunya akan memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar yang di perolehnya.Sehubungan dengan masalah tersebut dalam kesempatan ini penulis bermaksud menyajikan dalam skripsi dengan judul:“HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 1 KOTABUMI LAMPUNG UTARA TAHUN AJARAN 2012/2013” B.     Identifikasi  Masalah
Kajian tentang minat belajar dan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam terkait dengan aspek atau variable yang akan di teliti sebagai berikut:1.      Minat belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI
2.      Peran guru dalam membangkitkan minat belajar pada mata pelajaran PAI
3.      Langkah-langkah strategis membangkitkan minat belajar dalam mata pelajaran PAI
4.      Aspek-aspek kompetensi yang perlu di capai dalam pembelajaran  PAI
5.      Macam-macam penilaian terhadap prestasi belajar mata pelajaran PAI
 C.    Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah  dalam skripsi ini, melihat luasnya ruang lingkup permasalahan yang akan di bahas dalam skripsi  ini, membutuhkan spesifikasi kajian hal-hal yang dilakukan agar pembahas lebih terfokus, penulis membatasi permasalahan sebagai berikut:1.      Minat belajar yang di maksud adalah arahan perhatian, perasaan senang, perasaan tertarik, untuk mempelajari PAI timbul karena dorongan rasa ingin tahu akan apa yang terkandung dalam mata pelajaran tersebut.
2.      Prestasi belajar yang di maksud adalah prestasi belajar pendidikan agama islam siswa SMPN 1 Kotabumi Lampung Utara kelas VIII Semester  I, yang di buktikan nilai lapor.
  D.    Rumusan  Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, maka penlis merumuskan permasalahan sebagai berikut: apakah terdapat hubungan sexara signifikan antara minat belajar Pendidikan Agama Islam dengan prestasi belajar siswa SMPN 1 Kotabumi Lampung Utara? E.     Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu anggapan yang bersifat sementara dan masih perlu di buktikan kebenaranya dalam hubunganya, dengan hal ini ada pendapat mengatakan bahwa : hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah[3].

Karena sifatnya masih sementara , maka perlu di buktikanya kebenaranya melaui data empiris yang terkumpul, kemudian pendapat lain juga mengatakan bahwa hipotesis dapat  juga di pandang sebagai konklusi. Suatu konklusi yang sifatnya sangat sementara.Dari pendapat tersebut dapat penulis simpulkan bahwa yang di maksud dengam hipotesis adalah anggapan yang bersifat sementara yang masih perlu dibuktikan melalui penelitian.Untuk memudahkan jalan bagi penelitian ini, penulis mengajukan hipotesis yang nantinya akan  diujui kebenaraya. Hipotesa tersebut adalah sebagai berikut:HO: tidak ada hubungan antara minat dengan prestasi belajar siswa kelas VIII dlam bidang study PAI.HA: ada hubungan antara minat dengan prestasi belajar siswa kelas VIII dlam bidang study PAI. F.     Tujuan penelitian dan manfaat penelitian
1.      Tujuan penelitian
Pada setiap penelitian karya ilmiah temtumya telah memprediksikan sasaran dan tujuan yang ingin di capai. Tujuan penelitian merupakan sebuah target agar data-data itu dapat bermanfaat bagi semua pihak dan menjadi barometer dari penyusunan karya-karya ilmiah selanjutnya.
Dari perumusan masalah di atas , maka tujuan yang hendak di capai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMPN 1 Kotabumi Lampung Utara.2.      Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis berharap ada manfaat yang dapat di ambil oleh pihak terkait seperti penulis sendiri, orang tua dan bagi para pendidik dlam hal ini khususnya Guru. Dari hasil penelitian nntinya akan diketahui. Apakah hubungan antara minat  dan prestasi belajar, maka bagi penulis sebagai calon guru dan guru harus berusaha menumbuh kembangkan minat yang ada pada siswa. Sedangkan bagi orang tua hendaknya mengetahui dan mengarahkan minat anaknya, dan bagi sekolah sendiri  melengkapi sarana dan prasarana yang ada, karena hal ini dapat menimbulkan minat siswa untuk belajar.
 BAB IILANDASAN TEORIA.    Minat Belajar Siswa
1.      Pengertian Minat
Untuk dapat melihat keberhasilan proses kegiatan belajar-mengajar seluruh faktor-faktor yang berhubungan dengan guru dan murid harus dapat diperhatikan. Mulai dari prilaku guru dalam mengajar sampai prilaku siswa dalam belajar.Tingkah laku siswa ketika mengikuti proses belajar mengajar dapat mengindikasikan akan ketertarikan siswa tersebut terhadap mata palajaran tersebut. Ketertarikan siswa inilah yang merupakan salah satu tanda-tanda minat. Lebih lanjut terdapat beberapa pengertbian minat sebagai berikut.Menurut M. Alisuft Sabri “minat adalah kecendrungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus, minat ini erat kaitanya dengan perasaan senang, karena itu dapat dikatakan minat itu terjadi karena adanya sikap senang kepada sesuatu, orang yang berminat pada sesuatu berarti ia sikapnya senang terhadap sesuatu”.[4]Menurut Muhibin Syah Minat adalah “kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”.[5]Dari beberapa pendapat di atas dapat di amabil sebuah kesimpulan bahwa minat akan timbul apbila mendapat rangsangan dari luar. Dan kecendrungan untuk merasa tertarik pada suatu bidang bersifat menetap dan merasakan perasaan yang senang apabila ia terlibat aktif didalamnya.Minat sangat erat hubunganya dengan kebutuhan, minat yang timbul dan kebutuhan anak merupakan pendorong bagi anak-anak untuk belajar.Dari penjelasan ini, apabila seorang guru ingin berhasil dalam kegiaan belajar mengajarnya maka seoarng guru tersebut harus dapat memberikan rangsangan yang mampu memancing minat siswa untuk lebih tekun dan mengikuti proses belajar mengajar dengan senang.2.       Aspek-aspek minat belajar
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwasanya minat dapat diartikan sebagai suatu ketertarikan terhadap suatu objek yang kemudian mendorong individu tersebut. Minat yang diperoleh melalui adanya suatu proses belajar dikembangkan melalui proses menilai yang kemudian menghasilkan suatu hasil penilaian terhadap suatu individu. Hurlock mengatakan “ minat merupakan hasil dari pengalaman atau proses belajar” lebih jauh ia mengemukakan bahwa minat memiliki tiga aspek yaitu:a.       Aspek kognitif
Aspek yang berdasarkan konsep yang di kembangkan seseorang mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Konsep yang membangun aspek kognitif yang didasarkan atas pengetahuan dan apa yang dipelajari dari lingkungan.b.      Aspek afektif
Sebuah konsep yang membangun konsep kognitif dan dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang menimbulkan minat. Aspek ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam memotivasi tindakan seseorang.c.       Aspek psikomotorik
Psikomotorik dalam suatu pendidikan merupakan aspek yang berhubungan dengan tindakan atau prilaku yang ditampilkan anak didik setelah menerima materi tertentu, artinya mereka bertindak atau berprilaku berdasarkan pengetahuan dan perasaan, berdasarkan pengembangan sendiri dari yang disampaikan pendidik.Berdasarkan urarian tersebut, maka minat mata pelajaran PAI yang dimiliki seseorang bukanlah bawaan sejak lahir, akan tetapi melalui proses pembelajaran secara kognitif, afektif yang menghasilkan sikap positif dan dapat menimbulkan minat.3.      Indikator minat belajar
Secara bahasa indicator adalah alat pemantau sesuatu yang dapat memberikan keterangan.[6] Bila dikaitkan dengan minat siswa dalam belajar, maka indicator adalah sebagai alat pemantau yang dapat memberikan petunjuk kearah minat.

4.      Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar
Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa  Menurut Abdullah (1989), ada beberapa yang mempengaruhi minat sesorang terhadap mata pelajaran tertentu, termasuk dalam mata pelajaran IPA-biologi. Secara keseluruhan faktor tersebut digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa) dan faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa).
Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa - Dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat siswa dalam mata pelajaran IPA-Biologi, yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini adalah faktor kurikulum, faktor dari dalam diri siswa, faktor metode mengajar, faktor guru, serta sarana dan prasarana. Untuk lebih jelasnya, pengaruh dari masing-masing faktor tersebut minat belajar IPA-Biologi siswa dapat diuraikan sebagai berikut :
a.       Faktor Kurikulum
Arah pengembangan pengajaran mata pelajaran IPA-Biologi pada masa mendatang tidak dapat terlepas dari tujuan dan fungsi kurikulum yang berlaku saat ini, yaitu kurikulum 1994. Pada Kurikulum 1994 terdapat beberapa fungsi pelajaran IPA-Biologi khususnya di tingkat Sekolah Dasar, adalah :
1.      Membantu siswa memahami konsep-konsep IPA-Biologi.
2.      Membantu mengembangkan sikap ilmiah dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari.
3.      Membantu menggunakan dan mengembangkan keterampilan proses dalam mempelajari konsep-konsep IPA-Biologi.
4.      Membantu siswa dalam menerapkan konsep-konsep IPA-Biologi yang dibantu ilmu dasar lainnya dan dikembangkan dalam teknologi.
5.      Membantu siswa memahami keteraturan kehidupan makhluk hidup sehingga menimbulkan rasa kagum dan cinta kepada Allah Yang Maha Kuasa.
6.      Membantu persiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
7.      Meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Siswa adalah sekelompok manusia yang akan diajar, dibimbing, dan dibina menuju pencapaian tujuan belajar yang ditentukan. Siswa juga mempunyai peranan dalam proses belajar mengajar. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar terjadi interaksi antara guru dan siswa, dan antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya, yaitu terjadinya saling tukar informasi dan pengalaman mengarah kepada interaksi proses belajar mengajar yang optimal (Ali, 1993).
Proses belajar mengajar menurut konsep ini, siswa menggunakan seluruh kemampuan dasar yang memilikinya sebagai dasar untuk melakukan berbagai kegiatan agar memperoleh prestasi belajar yang optimal. Dalam hal ini, fungsi guru dalam proses belajar mengajar seperti diungkapkan oleh Sardiman (1992) adalah :
1.      Mencari perangsang atau motivasi agar siswa mau melakukan satu tujuan tertentu.
2.      Mengarahkan seluruh kegiatan belajar kepada suatu tujuan tertentu
3.      Memberi dorongan agar siswa mau melakukan seluruh kegiatan yang mampu dilakukan untuk mencapai tujuan.
c.       Faktor Metode Mengajar
Mengajar atau mentransfer ilmu dari guru kepada siswa memerlukan suatu teknik atau metode tertentu. Metode tersebut dengan istilah metode mengajar. Dalam dunia pendidikan telah dikenal berbagai metode mengajar yang dapat digunakan .
Di sekolah atau lembaga pendidikan tertentu terdapat banyak mata pelajaran dan tiap mata pelajaran  mempunyai tujuan-tujuan tersendiri. Untuk mencari tujuan tersebut setiap guru harus memilih metode mengajar yang manakah yang paling tepat untuk mata pelajaran atau pokok bahasan yang akan diajarkannya. Hal tersebut disebabkan karena tidak semua pokok bahasan cocok untuk diterapkan satu mata pelajaran atau pokok bahasan. Oleh karena itu, guru yang mampu menggunakan berbagai metode pengajaran dan menerapkannya dalam proses belajar mengajar akan dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa (Roestiyah, 1993).
d.      Faktor Guru
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh seseorang tanpa memiliki keahlian sebagai guru. Untuk menjadi seorang guru, diperlukan syarat-syarat khusus, apa lagi seorang guru yang profesional yang harus menguasai seluk beluk pendidikan dan mengajar dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu.
Guru merupakan unsur penting dalam keseluruhan sistem pendidikan. Oleh karena itu peranan dan kedudukan guru dalam meningkatkan mutu dan kualitas anak didik perlu diperhitungkan dengan sungguh-sungguh. Status guru bukan hanya sebatas pegawai yang hanya semata-mata melaksanakan tugas tanpa ada rasa tanggung jawab terhadap disiplin ilmu yang diembannya. Dalam pendidikan itu, guru mempunyai tiga tugas pokok yang dapat dilaksanakan sebagai berikut:
1)      Tugas professional
Tugas  profesional  ialah  tugas  yang  berhubungan dengan profesinya. Tugas profesional ini meliputi tugas mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan.
2)      Tugas manusiawi
Tugas manusiawi adalah tugas sebagai manusia. Dalam hal ini baik guru mata pelajaran IPA-Biologi maupun guru mata pelajaran lainnya bertugas mewujudkan dirinya untuk merealisasikan seluruh potensi yang dimilikinya. Guru di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpatik sehingga ia menjadi idola siswa. Di samping itu transformasi diri terhadap kenyataan di kelas atau di masyarakat perlu dibiasakan, sehingga setiap lapisan masyarakat dapat mengerti bila menghadapi guru.
3)      Tugas kemasyarakatan 
Tugas kemasyarakatan ialah guru sebagai anggota masyarakat dan warga negara seharusnya berfungsi sebagai pencipta masa depan dan penggerak kemampuan. Bahkan keberadaan guru merupakan faktor penentu yang tidak mungkin dapat digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dulu terlebih-lebih pada masa kini.
Di samping ketiga tugas pokok tersebut diatas, menurut Muhtar (1992), guru juga berperan sebagai :
Kemampuan dan potensi yang dimiliki siswa tidak mungkin dapat berkembang dengan baik apabila tidak mendapat rangsangan dari lingkungannya. Dalam suasana sekolah, guru diharapkan dengan siswa secara individual telah mempunyai kemampuan dan potensi itu. Dengan kata lain mempunyai peranan sebagai fasilitator dalam mengantarkan siswa ke arah hasil pendidikan yang tinggi mutunya.
b)        Agen pembaharuan
Kehidupan manusia merupakan serangkaian perubahan-perubahan yang nyata. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi ini mengalami kepesatan yang melangit. Dalam hal ini, guru dituntut untuk tanggap terhadap perubahan dan dituntut untuk bertugas sebagai agen pembaharuan dan mampu menularkan kreatifitas dan kesiapan mental siswa.
c)    Pengelola kegiatan proses belajar mengajar
Guru dalam hal ini bertugas mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu dalam menyajikan materi pelajarannya. Guru berperan dan bertugas sebagai pengelola proses belajar mengajar.
d) Pengganti orang tua di sekolah
Guru dalam hal ini harus dapat menggantikan orang tua siswa apabila siswa sedang berada di sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengganti orang tua, guru-guru harus mampu menghayati hubungan kasih sayang seorang bapak atau seorang ibu terhadap anaknya. Oleh karena itu, guru mampu mengenal suasana siswa di rumah atau dalam keluarganya.
e. Faktor Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana sangat menunjang keberhasilan pengajaran misalnya fasilitas gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, alat peraga dan lain-lain.
B.     Hakekat Prestasi Belajar
1.      Pengertian belajar
Menurut kamus bahasa Indonesia, belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Berikut menurut beberapa pendapat ahli tentang pengertian belajar:
Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.
Robert M. Gagne dalam buku: the conditioning of learning mengemukakan bahwa: Learning is change in human disposition or capacity, wich persists over a period time, and which is not simply ascribable to process a groeth. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalm diri dan keduanya saling berinteraksi.
Drs. Slameto (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu  itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.
Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah lakunya baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif). Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.
Pembelajaran adalah kegiatan yang dirancang untuk mendukung proses belajar yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2.      Pengertian prestasi belajar
Prestasi bisa juga disebut hasil yang telah diraih, jadi prestasi belajar juga merupakan hasil belajar. Menurut Anni (2005:4) prestasi belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka peubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan. Hasil belajar dapat diketahui melalui evaluasi untuk mengukur dan menilai apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari sesuai tujuan yang telah ditetapkan. Pendapat senada tentang hasil belajar seperti dikemukakan oleh Hamalik (2005), hasil belajar akan tampak perubahan aspek dan tingkah laku manusia, aspek-aspek tersebut yakni pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, dan sikap. Dari pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai baik itu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh dari stimulan pada lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan melalui pembelajaran. Bentuk konkrit prestasi belajar tersebut dapat dilihat dari hasil yang berupa nilai akademik.


3.      Faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa  Menurut Abdullah (1989), ada beberapa yang mempengaruhi minat sesorang terhadap mata pelajaran tertentu, termasuk dalam mata pelajaran IPA-biologi. Secara keseluruhan faktor tersebut digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa) dan faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa).
Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa - Dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat siswa dalam mata pelajaran IPA-Biologi, yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini adalah faktor kurikulum, faktor dari dalam diri siswa, faktor metode mengajar, faktor guru, serta sarana dan prasarana.



BAB III
A.    Jenis penelitian
Penelitian yang  penulis gunakan adalah metode deskriptif kuantitatif ysitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena, untuk ,memperoleh data yang obyektif maka digunakan beberapa penelitian:
1.      Penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara ,mengumpulkan, membaca, dan menganalisa buku yang ada relevansinya dengan masalah yang dibahas  di dalam skripsi ini.
2.      Lapangan (field research) yaitu penelitian untuk memperoleh data-data lapangan.
B.     Populasi dan Sampel
1.      Populasi yang dimaksud dengan populasi adalah “keseluruhan subyek penelitian”. Dlam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas VIII SMP N 1 Kotabumi Lampung utara yang berjumlah 378 siswa.                                                                                                        
2.      Sampel  adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data dalam penelitian ini. Lebih jauh dikatakan bahwa populasi adalah pemilihan wakil dari seluruh obyek penelitian. Oleh sebab itu penulis hendak menggunakan teknik purposive sampling. Yang lebih mengutamakan tujuan penelitian dari pada sifat populasi dalam menentukan sampel penelitian.
C.    Tehnik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1.      Obsarvasi
yaitu pengamatan dan pencatatan secara langsung ke obyek penelitian dengan sistematika fenomena-fenomena yang di selidiki, teknik ini dilakukan dengan tujuan memperoleh data tentang kondisi obyektif sebagai berikut:
a.       Siswa (sebagai obyek) meliputi jenis kelamin dan jumlah siswa
b.      Guru (sebagai pendidik sekaligus motivator) meliputi jenis kelamin, pendidik dan jabatan serta guru bidang study.
c.       Sarana dan prasarana yang meliputi jumlah dan kondisi
d.      Struktur organisasi
2.      Wawancara
Wawancara merupaka Tanya jawab secara langsung terhadap seseorang yang kita butuhkan informasinya. Dalam hal ini penulis menggunakan interview bebas terpimpin, yaitu suatu proses Tanya jawab dimana dalam mengemukakan pertanyaan dilakukan seara bebas.
Wawancara dilakukan dalam bentuk dialog langsung dengan kepala sekolah untuk melengkapi data-data yang diperlukan dalam penelitian dan dialog dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam unuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar pendidikan islam yang dihadapi.
3.      Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah merupakan sekumpulan data yang tertulis seperti yang dikatakan oleh suharsini arikunto, “dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya”. Berdasarkan pendapat di atas maka penulis menggunakan metode dokumentasi ini untuk mendapatkan data berupa:
a.       Sejarah singkat berdirinya SMP N 1 Kotabumi Lampung Utara
b.      Jumlah guru atrau tenaga pengajar
c.       Jumlah siswa
d.      Sarana dan prasarana
e.       Data nilai raport semester 1 tahun pelajaran 2012-2013
4.      Angket
Angket yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden dalam hal ini adalah siswa-siswa kelas VIII semester 2 yang berjumlah 42 serponden mengenai masalah yang diteliti. Dengan teknik tersebut, penulis menyiapkan pertanyaan sejumlah 20 item pertanyaan dan kemudian disebarkan kepada 42 siswa yang menjadi responden guna memperoleh jawaban yang diperlukan secara langsung. Angket yang akan disebarkan untuk variabel minat dalah sebagai berikut.
TABEL 01
KISI-KISI INSTRUMEN VARIABEL MINAT
No
Variabel
Dimensi
Indikator
No Item
Jumlah Item
1.
Minat belajar pendidikan agama islam
·         Perasaan senang









·         Perhatian dalam belajar







·         Ketertarikan pada materi dan guru

















·         Kesadaran akan adanya manfaat pelajaran PAI
·         Menerima pelajaran dengan senang
·         Terus menerus belajar
·         Tidak terpaksa dengan belajar
·         Tidak merasa bosan


·         Memberikan perhatian lebih
·         Mau berkonsentrasi
·         Mengikuti penjelasan guru
·         Mengerjakan tugas dari guru
·         Isi pelajaran menantang untuk dipelajari
·         Pelajaran berisi contoh sesuai dengan keadaan sekarang
·         Pelajaran berisi sesuai dengan kebutuhan siswa
·         Materi pelajaran pendidikan agama islam kurang menarik
·         Penjelasan guru mudah dipahami


·         Bisa mengambil pelajaran pendidikan agma islam pristiwa masa lalu
·         Tahu akan adanya contoh-contoh keteladanan pembelajaran PAI
·         Membuang-buang waktu
1


2

3,4

5



6

7

8

9,10,11, 12
13



14



15


16,17,
18

19,20, 21



22,23





24





25
1


1

2

1



1

1

1

4

1



1



1


3


3




2





1





1

2.
Prestasi belajar siswa
·         Nilai raport
·         Dokumentasi data nilai raport kelas VIII semester II
 tahun 2012-2013
1
1

D.    Tehnik Pengelolaan Data
      Dalam pengelolaan data penulis menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:
1.      Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan kejelasan angket/kuisioner yang berhasil dikumpulkan.
2.      Skorsing, yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket, yaitu sebagai berikut:
Alternatif Jawaban
Skor
Positif
Negatif
Sangat Setuju
4
1
Setuju
3
2
Tidak Setuju
2
3
Sangat Tidak Setuju
1
4

3.      Tabulating, yaitu menstabulasi data jawaban yang berhasil dikumpulkan kedalam tabel-tabel yang telah disediakan.
4.      Klasifikasi adalah mengadakan penggolongan dalam bentuk pola-pola kedudukan , kualitas untuk dapat menyimpulkan suatu gerak hubungan antaranfenomena yang satu dengan yang lain.
5.      Interpretasi adalah meninjau data dan bahan-bahan dalam konteks yang lebih luas dan memberikan penafsiran terhadap gejala-gejala tersembunyi dibelakang data yang tertulis, serta dihubungkan dengan teori-teori dan ketentuan pelaksanaan yang sudah ada.[7] Kemudian dari fakta-fakta yang harus konkrit ditarik generalisasi yang mempunyai sifat umum dengan demikian dapat disi mpulkan bahwaanalisi induktif ini adalah cara penganalisisan secara umum.
E.     Teknik Analisis data
1.     
                        F
     P =                            x 100
N
Untuk menganalisa data-data yang berhasil dikumpulkan, penulis menggunakan rumus presentase sebagai berikut:
 



                Keterangan:
P = Presentase
F = Frekuensi jawaban Responden
N = Jumlah Responden
2.      Teknik analisis korelasi adalah teknik statistik mengenai hubungan antara dua variabel. Adapun rumus yang digunakan untuk mengolah data tersebut adalah rumus “product Moment”
Rxy =
Keterangan:
R xy          : Angka Indeks Korelasi “R” Produck Moment
N               : Number of cases
XY          : jumlah hasil perkalian antara skor x dan y
X            : jumlah keseluruhan skor x
Y            : jumlah keseluruhan skor y


[1] S. Nasution, Didaktik Azaz-azaz Mengajar, (Bandung. Jemmars, 1998, hal 58

[2]Usman effendi dan juhaya s praja, pengantar Psikologi, (Bandung: Angkasa,1993), hal 122
[3] Sugiono, metode penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta 2003), hal 328
[4] M. Alisuf Sabri,Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995)
[5] Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pandekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001)
[6] Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991)
[7] Moersaleh dan moersanef, Pedoman Membuat Skripsi,(Jakarta: Haji Mas Agung, 1994),hal 1
 4.      Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar
Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa  Menurut Abdullah (1989), ada beberapa yang mempengaruhi minat sesorang terhadap mata pelajaran tertentu, termasuk dalam mata pelajaran IPA-biologi. Secara keseluruhan faktor tersebut digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa) dan faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa).Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa - Dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat siswa dalam mata pelajaran IPA-Biologi, yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini adalah faktor kurikulum, faktor dari dalam diri siswa, faktor metode mengajar, faktor guru, serta sarana dan prasarana. Untuk lebih jelasnya, pengaruh dari masing-masing faktor tersebut minat belajar IPA-Biologi siswa dapat diuraikan sebagai berikut :
a.       Faktor Kurikulum
Arah pengembangan pengajaran mata pelajaran IPA-Biologi pada masa mendatang tidak dapat terlepas dari tujuan dan fungsi kurikulum yang berlaku saat ini, yaitu kurikulum 1994. Pada Kurikulum 1994 terdapat beberapa fungsi pelajaran IPA-Biologi khususnya di tingkat Sekolah Dasar, adalah :1.      Membantu siswa memahami konsep-konsep IPA-Biologi.
2.      Membantu mengembangkan sikap ilmiah dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari.
3.      Membantu menggunakan dan mengembangkan keterampilan proses dalam mempelajari konsep-konsep IPA-Biologi.
4.      Membantu siswa dalam menerapkan konsep-konsep IPA-Biologi yang dibantu ilmu dasar lainnya dan dikembangkan dalam teknologi.
5.      Membantu siswa memahami keteraturan kehidupan makhluk hidup sehingga menimbulkan rasa kagum dan cinta kepada Allah Yang Maha Kuasa.
6.      Membantu persiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
7.      Meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup.
b.      Faktor dari dalam Diri SiswaSiswa adalah sekelompok manusia yang akan diajar, dibimbing, dan dibina menuju pencapaian tujuan belajar yang ditentukan. Siswa juga mempunyai peranan dalam proses belajar mengajar. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar terjadi interaksi antara guru dan siswa, dan antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya, yaitu terjadinya saling tukar informasi dan pengalaman mengarah kepada interaksi proses belajar mengajar yang optimal (Ali, 1993).Proses belajar mengajar menurut konsep ini, siswa menggunakan seluruh kemampuan dasar yang memilikinya sebagai dasar untuk melakukan berbagai kegiatan agar memperoleh prestasi belajar yang optimal. Dalam hal ini, fungsi guru dalam proses belajar mengajar seperti diungkapkan oleh Sardiman (1992) adalah :1.      Mencari perangsang atau motivasi agar siswa mau melakukan satu tujuan tertentu.
2.      Mengarahkan seluruh kegiatan belajar kepada suatu tujuan tertentu
3.      Memberi dorongan agar siswa mau melakukan seluruh kegiatan yang mampu dilakukan untuk mencapai tujuan.
c.       Faktor Metode Mengajar
Mengajar atau mentransfer ilmu dari guru kepada siswa memerlukan suatu teknik atau metode tertentu. Metode tersebut dengan istilah metode mengajar. Dalam dunia pendidikan telah dikenal berbagai metode mengajar yang dapat digunakan .Di sekolah atau lembaga pendidikan tertentu terdapat banyak mata pelajaran dan tiap mata pelajaran  mempunyai tujuan-tujuan tersendiri. Untuk mencari tujuan tersebut setiap guru harus memilih metode mengajar yang manakah yang paling tepat untuk mata pelajaran atau pokok bahasan yang akan diajarkannya. Hal tersebut disebabkan karena tidak semua pokok bahasan cocok untuk diterapkan satu mata pelajaran atau pokok bahasan. Oleh karena itu, guru yang mampu menggunakan berbagai metode pengajaran dan menerapkannya dalam proses belajar mengajar akan dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa (Roestiyah, 1993).d.      Faktor Guru
Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh seseorang tanpa memiliki keahlian sebagai guru. Untuk menjadi seorang guru, diperlukan syarat-syarat khusus, apa lagi seorang guru yang profesional yang harus menguasai seluk beluk pendidikan dan mengajar dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu.Guru merupakan unsur penting dalam keseluruhan sistem pendidikan. Oleh karena itu peranan dan kedudukan guru dalam meningkatkan mutu dan kualitas anak didik perlu diperhitungkan dengan sungguh-sungguh. Status guru bukan hanya sebatas pegawai yang hanya semata-mata melaksanakan tugas tanpa ada rasa tanggung jawab terhadap disiplin ilmu yang diembannya. Dalam pendidikan itu, guru mempunyai tiga tugas pokok yang dapat dilaksanakan sebagai berikut:1)      Tugas professional
Tugas  profesional  ialah  tugas  yang  berhubungan dengan profesinya. Tugas profesional ini meliputi tugas mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan.2)      Tugas manusiawi
Tugas manusiawi adalah tugas sebagai manusia. Dalam hal ini baik guru mata pelajaran IPA-Biologi maupun guru mata pelajaran lainnya bertugas mewujudkan dirinya untuk merealisasikan seluruh potensi yang dimilikinya. Guru di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpatik sehingga ia menjadi idola siswa. Di samping itu transformasi diri terhadap kenyataan di kelas atau di masyarakat perlu dibiasakan, sehingga setiap lapisan masyarakat dapat mengerti bila menghadapi guru.3)      Tugas kemasyarakatan
Tugas kemasyarakatan ialah guru sebagai anggota masyarakat dan warga negara seharusnya berfungsi sebagai pencipta masa depan dan penggerak kemampuan. Bahkan keberadaan guru merupakan faktor penentu yang tidak mungkin dapat digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dulu terlebih-lebih pada masa kini.Di samping ketiga tugas pokok tersebut diatas, menurut Muhtar (1992), guru juga berperan sebagai :a)        Fasilitator perkembangan siswaKemampuan dan potensi yang dimiliki siswa tidak mungkin dapat berkembang dengan baik apabila tidak mendapat rangsangan dari lingkungannya. Dalam suasana sekolah, guru diharapkan dengan siswa secara individual telah mempunyai kemampuan dan potensi itu. Dengan kata lain mempunyai peranan sebagai fasilitator dalam mengantarkan siswa ke arah hasil pendidikan yang tinggi mutunya.b)        Agen pembaharuan
Kehidupan manusia merupakan serangkaian perubahan-perubahan yang nyata. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi ini mengalami kepesatan yang melangit. Dalam hal ini, guru dituntut untuk tanggap terhadap perubahan dan dituntut untuk bertugas sebagai agen pembaharuan dan mampu menularkan kreatifitas dan kesiapan mental siswa.c)    Pengelola kegiatan proses belajar mengajarGuru dalam hal ini bertugas mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu dalam menyajikan materi pelajarannya. Guru berperan dan bertugas sebagai pengelola proses belajar mengajar.
d) Pengganti orang tua di sekolahGuru dalam hal ini harus dapat menggantikan orang tua siswa apabila siswa sedang berada di sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengganti orang tua, guru-guru harus mampu menghayati hubungan kasih sayang seorang bapak atau seorang ibu terhadap anaknya. Oleh karena itu, guru mampu mengenal suasana siswa di rumah atau dalam keluarganya.e. Faktor Sarana dan PrasaranaSarana dan prasarana sangat menunjang keberhasilan pengajaran misalnya fasilitas gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, alat peraga dan lain-lain.B.     Hakekat Prestasi Belajar
1.      Pengertian belajar
Menurut kamus bahasa Indonesia, belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Berikut menurut beberapa pendapat ahli tentang pengertian belajar:Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap.Robert M. Gagne dalam buku: the conditioning of learning mengemukakan bahwa: Learning is change in human disposition or capacity, wich persists over a period time, and which is not simply ascribable to process a groeth. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan karena proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalm diri dan keduanya saling berinteraksi.Drs. Slameto (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu  itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya.Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah lakunya baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif). Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.Pembelajaran adalah kegiatan yang dirancang untuk mendukung proses belajar yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2.      Pengertian prestasi belajar
Prestasi bisa juga disebut hasil yang telah diraih, jadi prestasi belajar juga merupakan hasil belajar. Menurut Anni (2005:4) prestasi belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Apabila pembelajar mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka peubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan. Hasil belajar dapat diketahui melalui evaluasi untuk mengukur dan menilai apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari sesuai tujuan yang telah ditetapkan. Pendapat senada tentang hasil belajar seperti dikemukakan oleh Hamalik (2005), hasil belajar akan tampak perubahan aspek dan tingkah laku manusia, aspek-aspek tersebut yakni pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, dan sikap. Dari pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai baik itu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh dari stimulan pada lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan melalui pembelajaran. Bentuk konkrit prestasi belajar tersebut dapat dilihat dari hasil yang berupa nilai akademik.

3.      Faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa  Menurut Abdullah (1989), ada beberapa yang mempengaruhi minat sesorang terhadap mata pelajaran tertentu, termasuk dalam mata pelajaran IPA-biologi. Secara keseluruhan faktor tersebut digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa) dan faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa).
Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa - Dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat siswa dalam mata pelajaran IPA-Biologi, yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini adalah faktor kurikulum, faktor dari dalam diri siswa, faktor metode mengajar, faktor guru, serta sarana dan prasarana.



BAB III
A.    Jenis penelitian
Penelitian yang  penulis gunakan adalah metode deskriptif kuantitatif ysitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena, untuk ,memperoleh data yang obyektif maka digunakan beberapa penelitian:
1.      Penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara ,mengumpulkan, membaca, dan menganalisa buku yang ada relevansinya dengan masalah yang dibahas  di dalam skripsi ini.
2.      Lapangan (field research) yaitu penelitian untuk memperoleh data-data lapangan.
B.     Populasi dan Sampel
1.      Populasi yang dimaksud dengan populasi adalah “keseluruhan subyek penelitian”. Dlam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas VIII SMP N 1 Kotabumi Lampung utara yang berjumlah 378 siswa.                                                                                                        
2.      Sampel  adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data dalam penelitian ini. Lebih jauh dikatakan bahwa populasi adalah pemilihan wakil dari seluruh obyek penelitian. Oleh sebab itu penulis hendak menggunakan teknik purposive sampling. Yang lebih mengutamakan tujuan penelitian dari pada sifat populasi dalam menentukan sampel penelitian.
C.    Tehnik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1.      Obsarvasi
yaitu pengamatan dan pencatatan secara langsung ke obyek penelitian dengan sistematika fenomena-fenomena yang di selidiki, teknik ini dilakukan dengan tujuan memperoleh data tentang kondisi obyektif sebagai berikut:
a.       Siswa (sebagai obyek) meliputi jenis kelamin dan jumlah siswa
b.      Guru (sebagai pendidik sekaligus motivator) meliputi jenis kelamin, pendidik dan jabatan serta guru bidang study.
c.       Sarana dan prasarana yang meliputi jumlah dan kondisi
d.      Struktur organisasi
2.      Wawancara
Wawancara merupaka Tanya jawab secara langsung terhadap seseorang yang kita butuhkan informasinya. Dalam hal ini penulis menggunakan interview bebas terpimpin, yaitu suatu proses Tanya jawab dimana dalam mengemukakan pertanyaan dilakukan seara bebas.
Wawancara dilakukan dalam bentuk dialog langsung dengan kepala sekolah untuk melengkapi data-data yang diperlukan dalam penelitian dan dialog dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam unuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar pendidikan islam yang dihadapi.
3.      Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah merupakan sekumpulan data yang tertulis seperti yang dikatakan oleh suharsini arikunto, “dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya”. Berdasarkan pendapat di atas maka penulis menggunakan metode dokumentasi ini untuk mendapatkan data berupa:
a.       Sejarah singkat berdirinya SMP N 1 Kotabumi Lampung Utara
b.      Jumlah guru atrau tenaga pengajar
c.       Jumlah siswa
d.      Sarana dan prasarana
e.       Data nilai raport semester 1 tahun pelajaran 2012-2013
4.      Angket
Angket yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden dalam hal ini adalah siswa-siswa kelas VIII semester 2 yang berjumlah 42 serponden mengenai masalah yang diteliti. Dengan teknik tersebut, penulis menyiapkan pertanyaan sejumlah 20 item pertanyaan dan kemudian disebarkan kepada 42 siswa yang menjadi responden guna memperoleh jawaban yang diperlukan secara langsung. Angket yang akan disebarkan untuk variabel minat dalah sebagai berikut.
TABEL 01
KISI-KISI INSTRUMEN VARIABEL MINAT
No
Variabel
Dimensi
Indikator
No Item
Jumlah Item
1.
Minat belajar pendidikan agama islam
·         Perasaan senang









·         Perhatian dalam belajar







·         Ketertarikan pada materi dan guru

















·         Kesadaran akan adanya manfaat pelajaran PAI
·         Menerima pelajaran dengan senang
·         Terus menerus belajar
·         Tidak terpaksa dengan belajar
·         Tidak merasa bosan


·         Memberikan perhatian lebih
·         Mau berkonsentrasi
·         Mengikuti penjelasan guru
·         Mengerjakan tugas dari guru
·         Isi pelajaran menantang untuk dipelajari
·         Pelajaran berisi contoh sesuai dengan keadaan sekarang
·         Pelajaran berisi sesuai dengan kebutuhan siswa
·         Materi pelajaran pendidikan agama islam kurang menarik
·         Penjelasan guru mudah dipahami


·         Bisa mengambil pelajaran pendidikan agma islam pristiwa masa lalu
·         Tahu akan adanya contoh-contoh keteladanan pembelajaran PAI
·         Membuang-buang waktu
1


2

3,4

5



6

7

8

9,10,11, 12
13



14



15


16,17,
18

19,20, 21



22,23





24





25
1


1

2

1



1

1

1

4

1



1



1


3


3




2





1





1

2.
Prestasi belajar siswa
·         Nilai raport
·         Dokumentasi data nilai raport kelas VIII semester II
 tahun 2012-2013
1
1

D.    Tehnik Pengelolaan Data
      Dalam pengelolaan data penulis menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:
1.      Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan kejelasan angket/kuisioner yang berhasil dikumpulkan.
2.      Skorsing, yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket, yaitu sebagai berikut:
Alternatif Jawaban
Skor
Positif
Negatif
Sangat Setuju
4
1
Setuju
3
2
Tidak Setuju
2
3
Sangat Tidak Setuju
1
4

3.      Tabulating, yaitu menstabulasi data jawaban yang berhasil dikumpulkan kedalam tabel-tabel yang telah disediakan.
4.      Klasifikasi adalah mengadakan penggolongan dalam bentuk pola-pola kedudukan , kualitas untuk dapat menyimpulkan suatu gerak hubungan antaranfenomena yang satu dengan yang lain.
5.      Interpretasi adalah meninjau data dan bahan-bahan dalam konteks yang lebih luas dan memberikan penafsiran terhadap gejala-gejala tersembunyi dibelakang data yang tertulis, serta dihubungkan dengan teori-teori dan ketentuan pelaksanaan yang sudah ada.[7] Kemudian dari fakta-fakta yang harus konkrit ditarik generalisasi yang mempunyai sifat umum dengan demikian dapat disi mpulkan bahwaanalisi induktif ini adalah cara penganalisisan secara umum.
E.     Teknik Analisis data
1.     
                        F
     P =                            x 100
N
Untuk menganalisa data-data yang berhasil dikumpulkan, penulis menggunakan rumus presentase sebagai berikut:
 



                Keterangan:
P = Presentase
F = Frekuensi jawaban Responden
N = Jumlah Responden
2.      Teknik analisis korelasi adalah teknik statistik mengenai hubungan antara dua variabel. Adapun rumus yang digunakan untuk mengolah data tersebut adalah rumus “product Moment”
Rxy =
Keterangan:
R xy          : Angka Indeks Korelasi “R” Produck Moment
N               : Number of cases
XY          : jumlah hasil perkalian antara skor x dan y
X            : jumlah keseluruhan skor x
Y            : jumlah keseluruhan skor y


[1] S. Nasution, Didaktik Azaz-azaz Mengajar, (Bandung. Jemmars, 1998, hal 58

[2]Usman effendi dan juhaya s praja, pengantar Psikologi, (Bandung: Angkasa,1993), hal 122
[3] Sugiono, metode penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta 2003), hal 328
[4] M. Alisuf Sabri,Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995)
[5] Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pandekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001)
[6] Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991)
[7] Moersaleh dan moersanef, Pedoman Membuat Skripsi,(Jakarta: Haji Mas Agung, 1994),hal 1
 3.      Faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa  Menurut Abdullah (1989), ada beberapa yang mempengaruhi minat sesorang terhadap mata pelajaran tertentu, termasuk dalam mata pelajaran IPA-biologi. Secara keseluruhan faktor tersebut digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa) dan faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri siswa).Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa - Dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat siswa dalam mata pelajaran IPA-Biologi, yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini adalah faktor kurikulum, faktor dari dalam diri siswa, faktor metode mengajar, faktor guru, serta sarana dan prasarana. 

BAB III
A.    Jenis penelitian
Penelitian yang  penulis gunakan adalah metode deskriptif kuantitatif ysitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena, untuk ,memperoleh data yang obyektif maka digunakan beberapa penelitian:
1.      Penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara ,mengumpulkan, membaca, dan menganalisa buku yang ada relevansinya dengan masalah yang dibahas  di dalam skripsi ini.
2.      Lapangan (field research) yaitu penelitian untuk memperoleh data-data lapangan.
B.     Populasi dan Sampel
1.      Populasi yang dimaksud dengan populasi adalah “keseluruhan subyek penelitian”. Dlam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas VIII SMP N 1 Kotabumi Lampung utara yang berjumlah 378 siswa.                                                                                                        
2.      Sampel  adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data dalam penelitian ini. Lebih jauh dikatakan bahwa populasi adalah pemilihan wakil dari seluruh obyek penelitian. Oleh sebab itu penulis hendak menggunakan teknik purposive sampling. Yang lebih mengutamakan tujuan penelitian dari pada sifat populasi dalam menentukan sampel penelitian.
C.    Tehnik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1.      Obsarvasi
yaitu pengamatan dan pencatatan secara langsung ke obyek penelitian dengan sistematika fenomena-fenomena yang di selidiki, teknik ini dilakukan dengan tujuan memperoleh data tentang kondisi obyektif sebagai berikut:
a.       Siswa (sebagai obyek) meliputi jenis kelamin dan jumlah siswa
b.      Guru (sebagai pendidik sekaligus motivator) meliputi jenis kelamin, pendidik dan jabatan serta guru bidang study.
c.       Sarana dan prasarana yang meliputi jumlah dan kondisi
d.      Struktur organisasi
2.      Wawancara
Wawancara merupaka Tanya jawab secara langsung terhadap seseorang yang kita butuhkan informasinya. Dalam hal ini penulis menggunakan interview bebas terpimpin, yaitu suatu proses Tanya jawab dimana dalam mengemukakan pertanyaan dilakukan seara bebas.
Wawancara dilakukan dalam bentuk dialog langsung dengan kepala sekolah untuk melengkapi data-data yang diperlukan dalam penelitian dan dialog dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam unuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar pendidikan islam yang dihadapi.
3.      Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah merupakan sekumpulan data yang tertulis seperti yang dikatakan oleh suharsini arikunto, “dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya”. Berdasarkan pendapat di atas maka penulis menggunakan metode dokumentasi ini untuk mendapatkan data berupa:
a.       Sejarah singkat berdirinya SMP N 1 Kotabumi Lampung Utara
b.      Jumlah guru atrau tenaga pengajar
c.       Jumlah siswa
d.      Sarana dan prasarana
e.       Data nilai raport semester 1 tahun pelajaran 2012-2013
4.      Angket
Angket yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden dalam hal ini adalah siswa-siswa kelas VIII semester 2 yang berjumlah 42 serponden mengenai masalah yang diteliti. Dengan teknik tersebut, penulis menyiapkan pertanyaan sejumlah 20 item pertanyaan dan kemudian disebarkan kepada 42 siswa yang menjadi responden guna memperoleh jawaban yang diperlukan secara langsung. Angket yang akan disebarkan untuk variabel minat dalah sebagai berikut.
TABEL 01
KISI-KISI INSTRUMEN VARIABEL MINAT
No
Variabel
Dimensi
Indikator
No Item
Jumlah Item
1.
Minat belajar pendidikan agama islam
·         Perasaan senang









·         Perhatian dalam belajar







·         Ketertarikan pada materi dan guru

















·         Kesadaran akan adanya manfaat pelajaran PAI
·         Menerima pelajaran dengan senang
·         Terus menerus belajar
·         Tidak terpaksa dengan belajar
·         Tidak merasa bosan


·         Memberikan perhatian lebih
·         Mau berkonsentrasi
·         Mengikuti penjelasan guru
·         Mengerjakan tugas dari guru
·         Isi pelajaran menantang untuk dipelajari
·         Pelajaran berisi contoh sesuai dengan keadaan sekarang
·         Pelajaran berisi sesuai dengan kebutuhan siswa
·         Materi pelajaran pendidikan agama islam kurang menarik
·         Penjelasan guru mudah dipahami


·         Bisa mengambil pelajaran pendidikan agma islam pristiwa masa lalu
·         Tahu akan adanya contoh-contoh keteladanan pembelajaran PAI
·         Membuang-buang waktu
1


2

3,4

5



6

7

8

9,10,11, 12
13



14



15


16,17,
18

19,20, 21



22,23





24





25
1


1

2

1



1

1

1

4

1



1



1


3


3




2





1





1

2.
Prestasi belajar siswa
·         Nilai raport
·         Dokumentasi data nilai raport kelas VIII semester II
 tahun 2012-2013
1
1

D.    Tehnik Pengelolaan Data
      Dalam pengelolaan data penulis menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:
1.      Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan kejelasan angket/kuisioner yang berhasil dikumpulkan.
2.      Skorsing, yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket, yaitu sebagai berikut:
Alternatif Jawaban
Skor
Positif
Negatif
Sangat Setuju
4
1
Setuju
3
2
Tidak Setuju
2
3
Sangat Tidak Setuju
1
4

3.      Tabulating, yaitu menstabulasi data jawaban yang berhasil dikumpulkan kedalam tabel-tabel yang telah disediakan.
4.      Klasifikasi adalah mengadakan penggolongan dalam bentuk pola-pola kedudukan , kualitas untuk dapat menyimpulkan suatu gerak hubungan antaranfenomena yang satu dengan yang lain.
5.      Interpretasi adalah meninjau data dan bahan-bahan dalam konteks yang lebih luas dan memberikan penafsiran terhadap gejala-gejala tersembunyi dibelakang data yang tertulis, serta dihubungkan dengan teori-teori dan ketentuan pelaksanaan yang sudah ada.[7] Kemudian dari fakta-fakta yang harus konkrit ditarik generalisasi yang mempunyai sifat umum dengan demikian dapat disi mpulkan bahwaanalisi induktif ini adalah cara penganalisisan secara umum.
E.     Teknik Analisis data
1.     
                        F
     P =                            x 100
N
Untuk menganalisa data-data yang berhasil dikumpulkan, penulis menggunakan rumus presentase sebagai berikut:
 



                Keterangan:
P = Presentase
F = Frekuensi jawaban Responden
N = Jumlah Responden
2.      Teknik analisis korelasi adalah teknik statistik mengenai hubungan antara dua variabel. Adapun rumus yang digunakan untuk mengolah data tersebut adalah rumus “product Moment”
Rxy =
Keterangan:
R xy          : Angka Indeks Korelasi “R” Produck Moment
N               : Number of cases
XY          : jumlah hasil perkalian antara skor x dan y
X            : jumlah keseluruhan skor x
Y            : jumlah keseluruhan skor y


[1] S. Nasution, Didaktik Azaz-azaz Mengajar, (Bandung. Jemmars, 1998, hal 58

[2]Usman effendi dan juhaya s praja, pengantar Psikologi, (Bandung: Angkasa,1993), hal 122
[3] Sugiono, metode penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta 2003), hal 328
[4] M. Alisuf Sabri,Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995)
[5] Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pandekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001)
[6] Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991)
[7] Moersaleh dan moersanef, Pedoman Membuat Skripsi,(Jakarta: Haji Mas Agung, 1994),hal 1
 BAB IIIA.    Jenis penelitian
Penelitian yang  penulis gunakan adalah metode deskriptif kuantitatif ysitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena, untuk ,memperoleh data yang obyektif maka digunakan beberapa penelitian:
1.      Penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara ,mengumpulkan, membaca, dan menganalisa buku yang ada relevansinya dengan masalah yang dibahas  di dalam skripsi ini.
2.      Lapangan (field research) yaitu penelitian untuk memperoleh data-data lapangan.
B.     Populasi dan Sampel
1.      Populasi yang dimaksud dengan populasi adalah “keseluruhan subyek penelitian”. Dlam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas VIII SMP N 1 Kotabumi Lampung utara yang berjumlah 378 siswa.                                                                                                       
2.      Sampel  adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data dalam penelitian ini. Lebih jauh dikatakan bahwa populasi adalah pemilihan wakil dari seluruh obyek penelitian. Oleh sebab itu penulis hendak menggunakan teknik purposive sampling. Yang lebih mengutamakan tujuan penelitian dari pada sifat populasi dalam menentukan sampel penelitian.
C.    Tehnik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1.      Obsarvasi
yaitu pengamatan dan pencatatan secara langsung ke obyek penelitian dengan sistematika fenomena-fenomena yang di selidiki, teknik ini dilakukan dengan tujuan memperoleh data tentang kondisi obyektif sebagai berikut:a.       Siswa (sebagai obyek) meliputi jenis kelamin dan jumlah siswa
b.      Guru (sebagai pendidik sekaligus motivator) meliputi jenis kelamin, pendidik dan jabatan serta guru bidang study.
c.       Sarana dan prasarana yang meliputi jumlah dan kondisi
d.      Struktur organisasi
2.      WawancaraWawancara merupaka Tanya jawab secara langsung terhadap seseorang yang kita butuhkan informasinya. Dalam hal ini penulis menggunakan interview bebas terpimpin, yaitu suatu proses Tanya jawab dimana dalam mengemukakan pertanyaan dilakukan seara bebas.Wawancara dilakukan dalam bentuk dialog langsung dengan kepala sekolah untuk melengkapi data-data yang diperlukan dalam penelitian dan dialog dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam unuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar pendidikan islam yang dihadapi.3.      Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah merupakan sekumpulan data yang tertulis seperti yang dikatakan oleh suharsini arikunto, “dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya”. Berdasarkan pendapat di atas maka penulis menggunakan metode dokumentasi ini untuk mendapatkan data berupa:a.       Sejarah singkat berdirinya SMP N 1 Kotabumi Lampung Utara
b.      Jumlah guru atrau tenaga pengajar
c.       Jumlah siswa
d.      Sarana dan prasarana
e.       Data nilai raport semester 1 tahun pelajaran 2012-2013
4.      Angket
Angket yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden dalam hal ini adalah siswa-siswa kelas VIII semester 2 yang berjumlah 42 serponden mengenai masalah yang diteliti. Dengan teknik tersebut, penulis menyiapkan pertanyaan sejumlah 20 item pertanyaan dan kemudian disebarkan kepada 42 siswa yang menjadi responden guna memperoleh jawaban yang diperlukan secara langsung. Angket yang akan disebarkan untuk variabel minat dalah sebagai berikut.TABEL 01KISI-KISI INSTRUMEN VARIABEL MINAT
No
Variabel
Dimensi
Indikator
No Item
Jumlah Item
1.
Minat belajar pendidikan agama islam
·         Perasaan senang









·         Perhatian dalam belajar







·         Ketertarikan pada materi dan guru

















·         Kesadaran akan adanya manfaat pelajaran PAI
·         Menerima pelajaran dengan senang
·         Terus menerus belajar
·         Tidak terpaksa dengan belajar
·         Tidak merasa bosan


·         Memberikan perhatian lebih
·         Mau berkonsentrasi
·         Mengikuti penjelasan guru
·         Mengerjakan tugas dari guru
·         Isi pelajaran menantang untuk dipelajari
·         Pelajaran berisi contoh sesuai dengan keadaan sekarang
·         Pelajaran berisi sesuai dengan kebutuhan siswa
·         Materi pelajaran pendidikan agama islam kurang menarik
·         Penjelasan guru mudah dipahami


·         Bisa mengambil pelajaran pendidikan agma islam pristiwa masa lalu
·         Tahu akan adanya contoh-contoh keteladanan pembelajaran PAI
·         Membuang-buang waktu
1


2

3,4

5



6

7

8

9,10,11, 12
13



14



15


16,17,
18

19,20, 21



22,23





24





25
1


1

2

1



1

1

1

4

1



1



1


3


3




2





1





1

2.
Prestasi belajar siswa
·         Nilai raport
·         Dokumentasi data nilai raport kelas VIII semester II
 tahun 2012-2013
1
1
 D.    Tehnik Pengelolaan Data
      Dalam pengelolaan data penulis menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:1.      Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan kejelasan angket/kuisioner yang berhasil dikumpulkan.
2.      Skorsing, yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket, yaitu sebagai berikut:
Alternatif Jawaban
Skor
Positif
Negatif
Sangat Setuju
4
1
Setuju
3
2
Tidak Setuju
2
3
Sangat Tidak Setuju
1
4
 3.      Tabulating, yaitu menstabulasi data jawaban yang berhasil dikumpulkan kedalam tabel-tabel yang telah disediakan.
4.      Klasifikasi adalah mengadakan penggolongan dalam bentuk pola-pola kedudukan , kualitas untuk dapat menyimpulkan suatu gerak hubungan antaranfenomena yang satu dengan yang lain.
5.      Interpretasi adalah meninjau data dan bahan-bahan dalam konteks yang lebih luas dan memberikan penafsiran terhadap gejala-gejala tersembunyi dibelakang data yang tertulis, serta dihubungkan dengan teori-teori dan ketentuan pelaksanaan yang sudah ada.[7] Kemudian dari fakta-fakta yang harus konkrit ditarik generalisasi yang mempunyai sifat umum dengan demikian dapat disi mpulkan bahwaanalisi induktif ini adalah cara penganalisisan secara umum.
E.     Teknik Analisis data
1.     
                        F
     P =                            x 100
N
Untuk menganalisa data-data yang berhasil dikumpulkan, penulis menggunakan rumus presentase sebagai berikut:  
 
                Keterangan:
P = Presentase
F = Frekuensi jawaban Responden
N = Jumlah Responden
2.      Teknik analisis korelasi adalah teknik statistik mengenai hubungan antara dua variabel. Adapun rumus yang digunakan untuk mengolah data tersebut adalah rumus “product Moment”
Rxy =
Keterangan:
R xy          : Angka Indeks Korelasi “R” Produck Moment
N               : Number of cases
XY          : jumlah hasil perkalian antara skor x dan y
X            : jumlah keseluruhan skor x
Y            : jumlah keseluruhan skor y

[1] S. Nasution, Didaktik Azaz-azaz Mengajar, (Bandung. Jemmars, 1998, hal 58
 
[2]Usman effendi dan juhaya s praja, pengantar Psikologi, (Bandung: Angkasa,1993), hal 122
[3] Sugiono, metode penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta 2003), hal 328
[4] M. Alisuf Sabri,Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995)
[5] Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pandekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001)
[6] Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991)
[7] Moersaleh dan moersanef, Pedoman Membuat Skripsi,(Jakarta: Haji Mas Agung, 1994),hal 1